Thursday, June 18, 2009

TIPS: JALAN KAKI JINAKKAN 9 PENYAKIT

TIPS: JALAN KAKI JINAKKAN 9 PENYAKIT
Rencana ini saya terima melalui email pada 18-Jun-2009

STUDI dalam beberapa tahun terakhir semakin mengukuhkan bahwa berjalan tergopoh-gopoh dan bukan jalan santai memang memberi banyak manfaat bagi kesihatan kita. Inilah sembilan manfaat yang dapat diperoleh dari aktiviti jalan kaki.

(1) Serangan Jantung.

Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Kita tahu otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang lebih deras dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup.
Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang.
Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopoh tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggal separuhnya.

(2). Stroke.

Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-gopoh terhadap stroke pengaruhnya belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapa studi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yang lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kaki setiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun duapertiga.

(3). Berat badan stabil.

Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang mungkin ada akan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat badan tidak terjadi.

(4). Menurunkan berat badan.

Ya, selain berat badan dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu secara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajin melakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.

(5). Mencegah kencing manis.

Ya, dengan membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases).
Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat antidiabetes.

(6). Mencegah osteoporosis.

Betul. Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badan diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis.
Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.

(7). Meredakan encok lutut.

Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri.
Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk.
Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti sendi tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalu mencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang berisiko terkena gangguan sendi.
Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki, bisa jadi lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek menentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki. Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah sekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akibat beban dan goncangan yang harus dipikul oleh sendi.

(8) Depresi.

Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yang harus diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.

(9). Kanser

juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanser usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanser payudara.

Monday, June 8, 2009

HARI IBU

(Saya terima melalui e-mail pada 6/Mei/09)
Salam,

Berkenaan sambutan atau "merayakan" Hari Ibu , adakah kita orang Islam sebenarnya tahu kenapa Ahad ke 2 bulan Mei dipilih sebagai memperingati Hari Ibu di Malaysia atau sekadar meniru / menurut mem-khinzir buta sahaja ?

Menurut sejarah, sambutan Hari Ibu hari Ahad ke 2 bulan Mei berasal dari sambutan memperingati wanita rakyat Amerika bernama Anna Reeves Jarvis yang bermula pada tahun 1908. Kematian Anna Reeves Jarvis telah menyebabkan anak perempuannya Anna M. Jarvis memulakan kempennya untuk mewujudkan sambutan Hari Ibu secara rasmi. Dalam petisyennya kepada gereja di mana ibunya telah menghambakan diri untuk mengajar di kelas gereja setiap hari Ahad, dan pada hari Ahad ke 2 bulan Mei 1908, permintaannya telah dimakbulkan dan sambutan Hari Ibu telah dibuat secara rasmi di West Virginia. Pada waktu sambutan itu Anna M. Jarvis telah membuat dekorasi bunga Carnation sempena bunga kegemaran ibunya. Begitulah sejarah bunga Carnition dijadikan bunga rasmi sambutan hari ibu . Lazimnya Carnation Putih untuk penghormatan bagi ibu-ibu yang sudah tiada manakala Carnation Merah atau Merah Jambu untuk ibu-ibu yang masih ada.

Negara Indonesia dilihat lebih resional dalam memperingati Hari Ibu ( pd setiap 22 Disember ). Mereka adalah satu2nya negara yang menyambut pada tarikh tersebut, yang bersempena organisasi-organisasi wanita Indonesia mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dan membentuk kongres wanita yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia pada 22 Disember 1928. Penetapan tarikh sambutan ini pertama kali dibuat oleh Presiden Soekarno pada tahun 1959, hingga kini.

Sementara di negara2 Arab pula disambut pada setiap 21 Mac. Memetik kata2 Sheikh Asem Al-Hakim, Imam Masjid Jaafar Al-Tayyar di Arab Saudi, "...considers the celebrating of a special day for mothers to be an imitation of non-Muslims, pointing out that the Prophet Muhammad (pbuh) said: Whoever imitates or resembles a nation, he is considered among them. We have to ask ourselves before we do something, if the Prophet Muhammad (pbuh) did it? Or is March 21 a special date in Muslim or Arab traditions? Of course it is not; so why should we observe it when Islam as a religion shows more respect and love for women and mothers than any other religion in the world. Imitating what Western nations do opens doors for Muslims to celebrate many other occasions which are forbidden."

Rasanya kita umat Islam cukup sekadar tertumpu kepada Hari Lahir ataupun Hari Kematian (kalau nak sangat mengingati) dengan mengadakan doa selamat atau tahlil arwah sebagai sedekah. Lebih afdhal.

Wallahu'alam.